Complete the translation

This commit is contained in:
Alfan Mubarok 2023-06-05 08:10:08 +07:00
parent 13cebc5368
commit 9cd5ff7b14
No known key found for this signature in database
GPG Key ID: 9DEAA3D725F24F19

View File

@ -1,6 +1,6 @@
# Standard Go Project Layout # Standard Go Project Layout
Translations: Terjemahan:
* [한국어 문서](README_ko.md) * [한국어 문서](README_ko.md)
* [简体中文](README_zh.md) * [简体中文](README_zh.md)
@ -15,151 +15,149 @@ Translations:
* [Türkçe](README_tr.md) * [Türkçe](README_tr.md)
* [Українська](README_ua.md) * [Українська](README_ua.md)
## Overview ## Ringkasan
This is a basic layout for Go application projects. It's **`not an official standard defined by the core Go dev team`**; however, it is a set of common historical and emerging project layout patterns in the Go ecosystem. Some of these patterns are more popular than others. It also has a number of small enhancements along with several supporting directories common to any large enough real world application. Berikut ini merupakan tata letak dasar untuk proyek aplikasi Go. Ini **`bukan standar resmi yang ditetapkan oleh tim pengembang inti Go`**; namun, ini merupakan sejumlah pola tata letak proyek historis dan terkini yang umumnya digunakan dalam ekosistem Go. Beberapa pola ini lebih populer daripada yang lain. Selain itu, terdapat beberapa pembaharuan kecil bersama dengan beberapa direktori pendukung yang umum ditemukan dalam aplikasi dunia nyata yang cukup besar.
**`If you are trying to learn Go or if you are building a PoC or a simple project for yourself this project layout is an overkill. Start with something really simple instead (a single `main.go` file and `go.mod` is more than enough).`** As your project grows keep in mind that it'll be important to make sure your code is well structured otherwise you'll end up with a messy code with lots of hidden dependencies and global state. When you have more people working on the project you'll need even more structure. That's when it's important to introduce a common way to manage packages/libraries. When you have an open source project or when you know other projects import the code from your project repository that's when it's important to have private (aka `internal`) packages and code. Clone the repository, keep what you need and delete everything else! Just because it's there it doesn't mean you have to use it all. None of these patterns are used in every single project. Even the `vendor` pattern is not universal. Jika kamu sedang belajar Go atau sedang membangun PoC atau proyek sederhana untuk dirimu sendiri, tata letak proyek ini terlalu berlebihan. Mulailah dengan sesuatu yang sederhana saja (sebuah file `main.go` tunggal dan `go.mod` sudah cukup). Ketika proyekmu berkembang, penting untuk memastikan kodemu terstruktur dengan baik, jika tidak, kamu akan berakhir dengan kode yang berantakan dengan banyak dependensi tersembunyi dan state global. Ketika ada lebih banyak orang yang bekerja pada proyekmu, kamu akan membutuhkan struktur yang lebih terorganisir. Itulah saat yang penting untuk memperkenalkan cara umum dalam mengelola paket/pustaka. Ketika kamu memiliki proyek open source atau ketika kamu tahu proyek lain mengimpor kode dari repositori proyekmu, saat itulah penting untuk memiliki paket dan kode pribadi (dikenal juga sebagai `internal`). Klon repositori tersebut, ambil yang kamu butuhkan, dan hapus sisanya! Hanya karena ada di sana, tidak berarti kamu harus menggunakannya semua. Tidak satu pun dari pola-pola ini digunakan dalam setiap proyek. Bahkan pola `vendor` tidaklah universal.
With Go 1.14 [`Go Modules`](https://github.com/golang/go/wiki/Modules) are finally ready for production. Use [`Go Modules`](https://blog.golang.org/using-go-modules) unless you have a specific reason not to use them and if you do then you dont need to worry about $GOPATH and where you put your project. The basic `go.mod` file in the repo assumes your project is hosted on GitHub, but it's not a requirement. The module path can be anything though the first module path component should have a dot in its name (the current version of Go doesn't enforce it anymore, but if you are using slightly older versions don't be surprised if your builds fail without it). See Issues [`37554`](https://github.com/golang/go/issues/37554) and [`32819`](https://github.com/golang/go/issues/32819) if you want to know more about it. Dengan Go 1.14, [`Go Modules`](https://github.com/golang/go/wiki/Modules) akhirnya siap digunakan untuk produksi. Gunakan [`Go Modules`](https://blog.golang.org/using-go-modules) kecuali kamu memiliki alasan khusus untuk tidak menggunakannya. Jika kamu tidak menggunakan Go Modules, maka kamu tidak perlu khawatir tentang $GOPATH dan di mana kamu meletakkan proyekmu. File `go.mod` di dalam repositori ini mengasumsikan bahwa proyekmu di-host di GitHub, tetapi itu bukan menjadi persyaratan. Path modul dapat menjadi apa saja, meskipun komponen path modul pertama sebaiknya memiliki tanda titik dalam namanya (versi Go saat ini tidak lagi memaksakannya, tetapi jika kamu menggunakan versi yang sedikit lebih lama, jangan heran jika proses build tidak akan berhasil). Lihat isu [`37554`](https://github.com/golang/go/issues/37554) dan [`32819`](https://github.com/golang/go/issues/32819) jika kamu ingin tahu lebih banyak mengenai hal ini.
This project layout is intentionally generic and it doesn't try to impose a specific Go package structure. Tata letak proyek ini sengaja dirancang secara generik dan tidak mencoba memaksakan struktur paket Go yang spesifik.
This is a community effort. Open an issue if you see a new pattern or if you think one of the existing patterns needs to be updated. Ini merupakan usaha komunitas. Buka sebuah isu jika kamu melihat pola baru atau jika kamu berpikir bahwa salah satu pola yang sudah ada perlu diperbarui.
If you need help with naming, formatting and style start by running [`gofmt`](https://golang.org/cmd/gofmt/) and [`golint`](https://github.com/golang/lint). Also make sure to read these Go code style guidelines and recommendations: Jika kamu membutuhkan bantuan dalam hal penamaan, pemformatan, dan gaya penulisan, mulailah dengan menjalankan [`gofmt`](https://golang.org/cmd/gofmt/) dan [`golint`](https://github.com/golang/lint). Pastikan juga untuk membaca panduan dan rekomendasi gaya penulisan kode Go berikut ini:
* https://talks.golang.org/2014/names.slide * https://talks.golang.org/2014/names.slide
* https://golang.org/doc/effective_go.html#names * https://golang.org/doc/effective_go.html#names
* https://blog.golang.org/package-names * https://blog.golang.org/package-names
* https://github.com/golang/go/wiki/CodeReviewComments * https://github.com/golang/go/wiki/CodeReviewComments
* [Style guideline for Go packages](https://rakyll.org/style-packages) (rakyll/JBD) * [Style guideline for Go packages](https://rakyll.org/style-packages) (rakyll/JBD)
See [`Go Project Layout`](https://medium.com/golang-learn/go-project-layout-e5213cdcfaa2) for additional background information. Lihatlah [`Go Project Layout`](https://medium.com/golang-learn/go-project-layout-e5213cdcfaa2) untuk informasi latar belakang tambahan.
More about naming and organizing packages as well as other code structure recommendations: Lebih lanjut tentang penamaan dan pengorganisasian paket serta rekomendasi struktur kode lainnya:
* [GopherCon EU 2018: Peter Bourgon - Best Practices for Industrial Programming](https://www.youtube.com/watch?v=PTE4VJIdHPg) * [GopherCon EU 2018: Peter Bourgon - Best Practices for Industrial Programming](https://www.youtube.com/watch?v=PTE4VJIdHPg)
* [GopherCon Russia 2018: Ashley McNamara + Brian Ketelsen - Go best practices.](https://www.youtube.com/watch?v=MzTcsI6tn-0) * [GopherCon Russia 2018: Ashley McNamara + Brian Ketelsen - Go best practices.](https://www.youtube.com/watch?v=MzTcsI6tn-0)
* [GopherCon 2017: Edward Muller - Go Anti-Patterns](https://www.youtube.com/watch?v=ltqV6pDKZD8) * [GopherCon 2017: Edward Muller - Go Anti-Patterns](https://www.youtube.com/watch?v=ltqV6pDKZD8)
* [GopherCon 2018: Kat Zien - How Do You Structure Your Go Apps](https://www.youtube.com/watch?v=oL6JBUk6tj0) * [GopherCon 2018: Kat Zien - How Do You Structure Your Go Apps](https://www.youtube.com/watch?v=oL6JBUk6tj0)
A Chinese post about Package-Oriented-Design guidelines and Architecture layer Sebuah postingan dalam bahasa Cina tentang pedoman Package-Oriented Design dan Architecture layer:
* [面向包的设计和架构分层](https://github.com/danceyoung/paper-code/blob/master/package-oriented-design/packageorienteddesign.md) * [面向包的设计和架构分层](https://github.com/danceyoung/paper-code/blob/master/package-oriented-design/packageorienteddesign.md)
## Go Directories ## Direktori Go
### `/cmd` ### `/cmd`
Main applications for this project. Aplikasi utama untuk proyek ini.
The directory name for each application should match the name of the executable you want to have (e.g., `/cmd/myapp`). Nama direktori untuk setiap aplikasi harus sesuai dengan nama file eksekusi yang diinginkan (misalnya, /cmd/myapp).
Don't put a lot of code in the application directory. If you think the code can be imported and used in other projects, then it should live in the `/pkg` directory. If the code is not reusable or if you don't want others to reuse it, put that code in the `/internal` directory. You'll be surprised what others will do, so be explicit about your intentions! Jangan menempatkan banyak kode di dalam direktori aplikasi. Jika Anda berpikir bahwa kode tersebut dapat diimpor dan digunakan dalam proyek lain, maka kode tersebut harus ditempatkan di dalam direktori `/pkg`. Jika kode tersebut tidak dapat digunakan kembali atau jika Anda tidak ingin orang lain menggunakannya kembali, letakkan kode tersebut di dalam direktori `/internal`. Anda akan terkejut dengan apa yang orang lain lakukan, jadi tetap jelaskan niat Anda!
It's common to have a small `main` function that imports and invokes the code from the `/internal` and `/pkg` directories and nothing else. Biasanya, terdapat fungsi `main` kecil yang mengimpor dan memanggil kode dari direktori `/internal` dan `/pkg`, dan tidak ada yang lain.
See the [`/cmd`](cmd/README.md) directory for examples. Lihat direktori [`/cmd`](cmd/README.md) untuk contoh-contoh lebih lanjut.
### `/internal` ### `/internal`
Private application and library code. This is the code you don't want others importing in their applications or libraries. Note that this layout pattern is enforced by the Go compiler itself. See the Go 1.4 [`release notes`](https://golang.org/doc/go1.4#internalpackages) for more details. Note that you are not limited to the top level `internal` directory. You can have more than one `internal` directory at any level of your project tree. Kode aplikasi dan library privat. Ini adalah kode anda yang tidak ingin diimpor oleh aplikasi atau perpustakaan lain. Perlu dicatat bahwa pola tata letak ini dipaksakan atau dijaga oleh kompiler Go itu sendiri. Lihat catatan rilis Go 1.4 [`di sini`](https://golang.org/doc/go1.4#internalpackages) untuk detailnya. Perhatikan bahwa Anda tidak dibatasi pada direktori top level `internal` saja. Anda dapat memiliki lebih dari satu direktori `internal` di setiap tingkatan proyek Anda.
You can optionally add a bit of extra structure to your internal packages to separate your shared and non-shared internal code. It's not required (especially for smaller projects), but it's nice to have visual clues showing the intended package use. Your actual application code can go in the `/internal/app` directory (e.g., `/internal/app/myapp`) and the code shared by those apps in the `/internal/pkg` directory (e.g., `/internal/pkg/myprivlib`). Secara opsional anda dapat menambahkan struktur tambahan ke paket internal anda, untuk memisahkan kode internal yang bersifat berbagi (shared) dan tidak berbagi (non-shared). Hal ini tidak diwajibkan (terutama untuk proyek-proyek kecil), tetapi bagus untuk memiliki petunjuk visual yang menunjukkan penggunaan paket yang dimaksudkan. Sebenarnya Kode aplikasi dapat ditempatkan di direktori `/internal/app` (misalnya, `/internal/app/myapp`) dan kode yang dibagikan oleh aplikasi tersebut dapat ditempatkan di direktori `/internal/pkg` (misalnya, `/internal/pkg/myprivlib`).
### `/pkg` ### `/pkg`
Library code that's ok to use by external applications (e.g., `/pkg/mypubliclib`). Other projects will import these libraries expecting them to work, so think twice before you put something here :-) Note that the `internal` directory is a better way to ensure your private packages are not importable because it's enforced by Go. The `/pkg` directory is still a good way to explicitly communicate that the code in that directory is safe for use by others. The [`I'll take pkg over internal`](https://travisjeffery.com/b/2019/11/i-ll-take-pkg-over-internal/) blog post by Travis Jeffery provides a good overview of the `pkg` and `internal` directories and when it might make sense to use them. Kode library yang boleh digunakan oleh aplikasi eksternal (misalnya, `/pkg/mypubliclib`). Proyek lain akan mengimpor library ini dengan harapan dapat berfungsi, jadi berpikirlah dua kali sebelum Anda meletakkan sesuatu di sini :-) Perlu dicatat bahwa direktori `internal` adalah cara yang lebih baik untuk memastikan paket pribadi Anda tidak dapat diimpor karena dijaga oleh Go. Namun, direktori `/pkg` tetap cara yang baik untuk mengkomunikasikan secara eksplisit bahwa kode di dalam direktori tersebut aman digunakan oleh orang lain. Postingan [`I'll take pkg over internal`](https://travisjeffery.com/b/2019/11/i-ll-take-pkg-over-internal/) oleh Travis Jeffery memberikan gambaran yang baik tentang direktori `pkg` dan `internal` serta kapan waktu yang tepat untuk menggunakannya.
It's also a way to group Go code in one place when your root directory contains lots of non-Go components and directories making it easier to run various Go tools (as mentioned in these talks: [`Best Practices for Industrial Programming`](https://www.youtube.com/watch?v=PTE4VJIdHPg) from GopherCon EU 2018, [GopherCon 2018: Kat Zien - How Do You Structure Your Go Apps](https://www.youtube.com/watch?v=oL6JBUk6tj0) and [GoLab 2018 - Massimiliano Pippi - Project layout patterns in Go](https://www.youtube.com/watch?v=3gQa1LWwuzk)). Hal ini merupakan cara untuk mengelompokkan kode Go di satu tempat ketika direktori root anda berisi banyak komponen dan direktori non-Go, sehingga memudahkan dalam menjalankan berbagai tools Go (seperti yang disebutkan dalam presentasi-presentasi ini: [`Best Practices for Industrial Programming`](https://www.youtube.com/watch?v=PTE4VJIdHPg) dari GopherCon EU 2018, [GopherCon 2018: Kat Zien - How Do You Structure Your Go Apps](https://www.youtube.com/watch?v=oL6JBUk6tj0), dan [GoLab 2018 - Massimiliano Pippi - Project layout patterns in Go](https://www.youtube.com/watch?v=3gQa1LWwuzk)).
See the [`/pkg`](pkg/README.md) directory if you want to see which popular Go repos use this project layout pattern. This is a common layout pattern, but it's not universally accepted and some in the Go community don't recommend it. Lihat direktori [`/pkg`](pkg/README.md) jika anda ingin melihat repositori Go populer yang menggunakan pola tata letak proyek seperti ini. Ini adalah pola tata letak yang umum digunakan, akan tetapi tidak diterima secara universal dan beberapa anggota komunitas Go tidak merekomendasikannya.
It's ok not to use it if your app project is really small and where an extra level of nesting doesn't add much value (unless you really want to :-)). Think about it when it's getting big enough and your root directory gets pretty busy (especially if you have a lot of non-Go app components). Tidak masalah jika juga anda tidak menggunakannya, jika proyek aplikasi anda benar-benar kecil dan tingkatan level tambahan tidak begitu penting (kecuali jika anda benar-benar menginginkannya :-)). Pikirkanlah tentang hal itu ketika proyek anda cukup besar dan direktori root anda sudah cukup sibuk (terutama jika anda memiliki banyak komponen aplikasi non-Go).
The `pkg` directory origins: The old Go source code used to use `pkg` for its packages and then various Go projects in the community started copying the pattern (see [`this`](https://twitter.com/bradfitz/status/1039512487538970624) Brad Fitzpatrick's tweet for more context). Asal-usul direktori `pkg`: Source code Go yang lama menggunakan `pkg` untuk paket-paketnya, dan kemudian berbagai proyek Go dalam komunitas mulai meniru pola tersebut (Lihat [`tweet Brad Fitzpatrick ini`](https://twitter.com/bradfitz/status/1039512487538970624) untuk konteks lebih lanjut).
### `/vendor` ### `/vendor`
Application dependencies (managed manually or by your favorite dependency management tool like the new built-in [`Go Modules`](https://github.com/golang/go/wiki/Modules) feature). The `go mod vendor` command will create the `/vendor` directory for you. Note that you might need to add the `-mod=vendor` flag to your `go build` command if you are not using Go 1.14 where it's on by default. Dependency aplikasi (dikelola secara manual atau dengan dependency management tool favorit anda seperti fitur baru bawaan [`Go Modules`](https://github.com/golang/go/wiki/Modules). Perintah `go mod vendor` akan membuat direktori `/vendor `untuk anda. Perlu dicatat bahwa anda mungkin perlu menambahkan flag `-mod=vendor` ke perintah `go build` jika anda tidak menggunakan Go 1.14 di mana fitur tersebut sudah diaktifkan secara default.
Don't commit your application dependencies if you are building a library. Jangan meng-commit dependency aplikasi anda jika anda sedang membangun sebuah library.
Note that since [`1.13`](https://golang.org/doc/go1.13#modules) Go also enabled the module proxy feature (using [`https://proxy.golang.org`](https://proxy.golang.org) as their module proxy server by default). Read more about it [`here`](https://blog.golang.org/module-mirror-launch) to see if it fits all of your requirements and constraints. If it does, then you won't need the `vendor` directory at all. Perlu dicatat bahwa sejak versi [`1.13`](https://golang.org/doc/go1.13#modules), Go juga telah mengaktifkan fitur module proxy (menggunakan [`https://proxy.golang.org`](https://proxy.golang.org) sebagai server proxy modul default). Baca lebih lanjut tentang fitur ini [`di sini`](https://blog.golang.org/module-mirror-launch) untuk melihat apakah sesuai dengan semua persyaratan dan batasan anda. Jika sesuai, maka anda sama sekali tidak perlu menggunakan direktori `vendor`.
## Service Application Directories ## Direktori Servis Aplikasi
### `/api` ### `/api`
OpenAPI/Swagger specs, JSON schema files, protocol definition files. Spesifikasi OpenAPI/Swagger, file skema JSON, file definisi protokol.
See the [`/api`](api/README.md) directory for examples. Lihat direktori [`/api`](api/README.md) untuk contoh-contohnya.
## Web Application Directories
### `/web` ### `/web`
Web application specific components: static web assets, server side templates and SPAs. Komponen-komponen spesifik aplikasi web: aset web statis, template di sisi server, dan SPAs.
## Common Application Directories ## Direktori Umum Aplikasi
### `/configs` ### `/configs`
Configuration file templates or default configs. Template file konfigurasi atau konfigurasi default.
Put your `confd` or `consul-template` template files here. Letakkan file template anda di `confd` atau `consul-template`..
### `/init` ### `/init`
System init (systemd, upstart, sysv) and process manager/supervisor (runit, supervisord) configs. Konfigurasi sistem init (systemd, upstart, sysv) dan manajer proses/supervisor (runit, supervisord).
### `/scripts` ### `/scripts`
Scripts to perform various build, install, analysis, etc operations. Skrip-skrip untuk melakukan berbagai operasi seperti build, instalasi, analisis, dll.
These scripts keep the root level Makefile small and simple (e.g., [`https://github.com/hashicorp/terraform/blob/master/Makefile`](https://github.com/hashicorp/terraform/blob/master/Makefile)). Skrip-skrip ini menjaga Makefile tingkat root agar tetap kecil dan sederhana (misalnya, [`https://github.com/hashicorp/terraform/blob/master/Makefile`](https://github.com/hashicorp/terraform/blob/master/Makefile)).
See the [`/scripts`](scripts/README.md) directory for examples. Lihat direktori [`/scripts`](scripts/README.md) untuk melihat contoh-contohnya.
### `/build` ### `/build`
Packaging and Continuous Integration. Pemaketan (Packaging) dan Integrasi Berkelanjutan (Continuous Integration).
Put your cloud (AMI), container (Docker), OS (deb, rpm, pkg) package configurations and scripts in the `/build/package` directory. Letakkan skrip paket dan konfigurasi untuk cloud (AMI), container (Docker), sistem operasi (deb, rpm, pkg) anda di direktori `/build/package`.
Put your CI (travis, circle, drone) configurations and scripts in the `/build/ci` directory. Note that some of the CI tools (e.g., Travis CI) are very picky about the location of their config files. Try putting the config files in the `/build/ci` directory linking them to the location where the CI tools expect them (when possible). Letakkan skrip dan konfigurasi CI (travis, circle, drone) anda di direktori `/build/ci`. Perhatikan bahwa beberapa tools CI (misalnya, Travis CI) sangat ketat mengenai lokasi file konfigurasi mereka. Coba letakkan file konfigurasi di direktori `/build/ci` dan buat tautan ke lokasi yang diharapkan oleh tools CI (jika memungkinkan).
### `/deployments` ### `/deployments`
IaaS, PaaS, system and container orchestration deployment configurations and templates (docker-compose, kubernetes/helm, mesos, terraform, bosh). Note that in some repos (especially apps deployed with kubernetes) this directory is called `/deploy`. Konfigurasi dan template untuk IaaS, PaaS, orkestrasi sistem, dan container (docker-compose, kubernetes/helm, mesos, terraform, bosh). Perhatikan bahwa dalam beberapa repositori (terutama aplikasi yang diimplementasikan dengan kubernetes), direktori ini disebut `/deploy`.
### `/test` ### `/test`
Additional external test apps and test data. Feel free to structure the `/test` directory anyway you want. For bigger projects it makes sense to have a data subdirectory. For example, you can have `/test/data` or `/test/testdata` if you need Go to ignore what's in that directory. Note that Go will also ignore directories or files that begin with "." or "_", so you have more flexibility in terms of how you name your test data directory. Tambahan eksternal untuk menguji aplikasi dan data. Aturlah struktur direktori `/test` sesuai keinginan Anda. Untuk proyek yang lebih besar, disarankan memiliki subdirektori data. Misalnya, anda dapat memiliki `/test/data` atau `/test/testdata` jika anda ingin Go mengabaikan apa yang ada dalam direktori tersebut. Perhatikan bahwa Go juga akan mengabaikan direktori atau file yang dimulai dengan "." atau "_", sehingga Anda memiliki fleksibilitas lebih dalam penamaan direktori data pengujian.
See the [`/test`](test/README.md) directory for examples. Lihat direktori [`/test`](test/README.md) untuk contoh-contohnya.
## Other Directories ## Direktori Lainya
### `/docs` ### `/docs`
Design and user documents (in addition to your godoc generated documentation). Dokumentasi desain dan pengguna (selain dokumentasi yang dihasilkan oleh godoc).
See the [`/docs`](docs/README.md) directory for examples. Lihat direktori [`/docs`](docs/README.md) untuk contoh-contohnya.
### `/tools` ### `/tools`
Supporting tools for this project. Note that these tools can import code from the `/pkg` and `/internal` directories. Tools pendukung untuk proyek ini. Perhatikan bahwa tools ini dapat mengimpor kode dari direktori `/pkg` dan `/internal`.
See the [`/tools`](tools/README.md) directory for examples. Lihat direktori [`/tools`](tools/README.md) untuk contoh-contohnya.
### `/examples` ### `/examples`
Examples for your applications and/or public libraries. Contoh-contoh aplikasi atau library publik Anda.
See the [`/examples`](examples/README.md) directory for examples. Lihat direktori [`/examples`](examples/README.md) untuk melihat contoh-contohnya.
### `/third_party` ### `/third_party`
External helper tools, forked code and other 3rd party utilities (e.g., Swagger UI). Tools eksternal, kode yang di-fork, dan utilitas pihak ketiga (third party) lainnya (misalnya, Swagger UI).
### `/githooks` ### `/githooks`
@ -167,41 +165,41 @@ Git hooks.
### `/assets` ### `/assets`
Other assets to go along with your repository (images, logos, etc). Aset lainnya yang ada di repositori anda (gambar, logo, dll).
### `/website` ### `/website`
This is the place to put your project's website data if you are not using GitHub pages. Tempat untuk meletakkan data situs web proyek Anda jika anda tidak menggunakan halaman GitHub.
See the [`/website`](website/README.md) directory for examples. Lihat direktori [`/website`](website/README.md) untuk contoh-contohnya.
## Directories You Shouldn't Have ## Direktori yang Sebaiknya Tidak Dimiliki
### `/src` ### `/src`
Some Go projects do have a `src` folder, but it usually happens when the devs came from the Java world where it's a common pattern. If you can help yourself try not to adopt this Java pattern. You really don't want your Go code or Go projects to look like Java :-) Beberapa proyek Go memiliki folder `src`, akan tetapi ini biasanya terjadi ketika pengembang berasal dari dunia Java di mana itu adalah pola umum. Jika memungkinkan, hindari mengadopsi pola Java ini. Anda benar-benar tidak ingin kode Go atau proyek Go anda terlihat seperti Java :-)
Don't confuse the project level `/src` directory with the `/src` directory Go uses for its workspaces as described in [`How to Write Go Code`](https://golang.org/doc/code.html). The `$GOPATH` environment variable points to your (current) workspace (by default it points to `$HOME/go` on non-windows systems). This workspace includes the top level `/pkg`, `/bin` and `/src` directories. Your actual project ends up being a sub-directory under `/src`, so if you have the `/src` directory in your project the project path will look like this: `/some/path/to/workspace/src/your_project/src/your_code.go`. Note that with Go 1.11 it's possible to have your project outside of your `GOPATH`, but it still doesn't mean it's a good idea to use this layout pattern. Jangan bingung antara direktori proyek `/src` dengan direktori `/src` yang digunakan Go untuk workspace-nya seperti yang dijelaskan dalam [`How to Write Go Code`](https://golang.org/doc/code.html). Variabel environtment `$GOPATH` menunjuk ke workspace anda saat ini (secara default menunjuk ke `$HOME/go` pada sistem non-Windows). Workspace ini mencakup direktori top level `/pkg`, `/bin`, dan `/src`. Proyek aktual anda berada di bawah direktori `/src`, jadi jika anda memiliki direktori `/src` di proyek anda, path proyek akan terlihat seperti ini: `/some/path/to/workspace/src/your_project/src/your_code.go`. Perlu diingat bahwa dengan Go 1.11, memungkinkan untuk memiliki proyek di luar `GOPATH`, tetapi bukan berarti itu adalah ide yang baik untuk menggunakan pola tata letak ini.
## Badges ## Badges
* [Go Report Card](https://goreportcard.com/) - It will scan your code with `gofmt`, `go vet`, `gocyclo`, `golint`, `ineffassign`, `license` and `misspell`. Replace `github.com/golang-standards/project-layout` with your project reference. * [Go Report Card](https://goreportcard.com/) - Akan memindai kode anda menggunakan `gofmt`, `go vet`, `gocyclo`, `golint`, `ineffassign`, `license` dan `misspell`. Ubah `github.com/golang-standards/project-layout` dengan referensi proyek anda.
[![Go Report Card](https://goreportcard.com/badge/github.com/golang-standards/project-layout?style=flat-square)](https://goreportcard.com/report/github.com/golang-standards/project-layout) [![Go Report Card](https://goreportcard.com/badge/github.com/golang-standards/project-layout?style=flat-square)](https://goreportcard.com/report/github.com/golang-standards/project-layout)
* ~~[GoDoc](http://godoc.org) - It will provide online version of your GoDoc generated documentation. Change the link to point to your project.~~ * ~~[GoDoc](http://godoc.org) -Ini akan menyediakan versi online dari dokumentasi yang dihasilkan oleh GoDoc anda. Ubah tautan tersebut agar mengarah ke proyek Anda.~~
[![Go Doc](https://img.shields.io/badge/godoc-reference-blue.svg?style=flat-square)](http://godoc.org/github.com/golang-standards/project-layout) [![Go Doc](https://img.shields.io/badge/godoc-reference-blue.svg?style=flat-square)](http://godoc.org/github.com/golang-standards/project-layout)
* [Pkg.go.dev](https://pkg.go.dev) - Pkg.go.dev is a new destination for Go discovery & docs. You can create a badge using the [badge generation tool](https://pkg.go.dev/badge). * [Pkg.go.dev](https://pkg.go.dev) - Pkg.go.dev adalah tempat baru untuk menemukan dan mendokumentasikan Go. Anda dapat membuat badge menggunakan [badge generation tool](https://pkg.go.dev/badge).
[![PkgGoDev](https://pkg.go.dev/badge/github.com/golang-standards/project-layout)](https://pkg.go.dev/github.com/golang-standards/project-layout) [![PkgGoDev](https://pkg.go.dev/badge/github.com/golang-standards/project-layout)](https://pkg.go.dev/github.com/golang-standards/project-layout)
* Release - It will show the latest release number for your project. Change the github link to point to your project. * Release - Ini akan menampilkan nomor rilisan terbaru untuk proyek anda. Ubah tautan GitHub menjadi menunjuk ke proyek anda.
[![Release](https://img.shields.io/github/release/golang-standards/project-layout.svg?style=flat-square)](https://github.com/golang-standards/project-layout/releases/latest) [![Release](https://img.shields.io/github/release/golang-standards/project-layout.svg?style=flat-square)](https://github.com/golang-standards/project-layout/releases/latest)
## Notes ## Catatan
A more opinionated project template with sample/reusable configs, scripts and code is a WIP. Opsi Template lainaya dengan contoh konfigurasi, skrip, dan kode yang dapat digunakan kembali sedang dalam pengembangan (WIP).